Mie Bakso Bojongloa: Keunikan dalam Semangkuk Bakso

Hujan-hujan yang dingin di Bandung paling enak emang menikmati semangkuk makanan yang hangat. Lucky me, I got an invitation dari seorang teman untuk mencicipi bisnis kulinernya. Wuiih, radar eater saya langsung nyala di tambah perut yang emang udah laper pisan!

Ditemani gerimis kecil, saya menelusuri daerah Kopo mencari-cari dimana letak Toko Ayeuna yang ternyata nyempil di deretan toko di daerah Bojongloa, Kopo. Tepat di depan Toko Ayeuna ini ada sebuah gerobak cukup besar tempat dimana teman saya ini menekuni bisnis kulinernya. Sebut saja Kang Amet, pria bertubuh tambun dan berkepala botak ini meneruskan bisnis keluarganya yang sudah berjualan mie dan bakso ini kurang lebih 40 tahun. Hanya bermodalkan sebuah gerobak dan tempat duduk ala kadarnya, bisnis ini nggak pernah sepi pengunjung. Saya bisa lihat orang-orang hilir mudik datang memanjakan perutnya dengan semangkuk mie yamin, mie ayam, bihun atau bakso disini.

Apa yang membuat warung bakso ini begitu tersohor dan bertahan lama? Rahasianya ada pada cara masaknya. Kang Amet menggunakan kompor arang untuk memasak bakso dan kuahnya. Arang ini dipercaya membuat kuah bakso berbau lebih sedap, gurih, dan beda dari bakso dan kuah yang direbus di kompor gas. Cara tradisional yang unik dan menghasilkan sesuatu yang berbeda.

Keunikan teknik memasaknya itu langsung saya buktikan dengan semangkuk mie yamin bihun dan bakso. Yamin disini disajikan dengan semangkuk bakso kuah, bisa disatukan atau dipisah. Mie-nya sendiri bisa bihun atau mie telor. Saya mencoba bihun yamin dan bakso.


Semangkuk bihun yamin disajikan seperti umumnya mie yamin, kental dengan kecap namun Kang Amet masih memberikan sedikit kuah sehingga agak basah. Saya nggak request apa-apa, biasanya saya rewel kalau makan yamin harus kering dan kecapnya pas. Kang Amet tanpa diminta seolah tahu porsi yang pas untuk saya. Bihunnya lembut dan campuran kecapnya tidak terlalu pekat sehingga tidak membuat saya eneg. 


Sedangkan, semangkuk baksonya berisikan beberapa bakso kecil dan babat serta urat. Kuahnya sedikit keasinan buat lidah saya, harusnya saya memesan garamnya jangan kebanyakan sih ehehe..but overall, kuahnya gurih dan aromanya beda lho! Sedikit berbau arang tapi wangi gitu. Sedangkan baksonya lembut sekali begitu juga dengan babat dan uratnya. Oya, babat disini juga beda dari yang lainnya, kalau biasanya kita melihat babat berkulit hitam, disini Kang Amet membersihkan dan menyingkirkan kulit hitamnya itu sehingga tersisa daging babat yang putih, jadinya tidak menimbulkan bau amis pada kuah baksonya. Pantas awalnya saya pikir ini gajih, pas dimakan kok kenyal dan lembut hihihi...A super perfect idea for Indonesian culinary!


Untuk menikmati semangkuk bakso enak ini, saya nggak perlu merogoh kocek terlalu dalam, cukup dengan Rp12.000 saja saya bisa memanjakan perut di siang yang dingin ini. Kang Amet nggak membuka dagangannya di tempat lain. Jadi, bagi yang penasaran kayak apa bedanya bakso ini dengan lainnya, monggo kalau lagi di Bandung silahkan mampir ke depan Toko Ayeuna di Kopo. Dijamin perut kenyang, hatipun senang!

 

Happy meatball hunting, eaters!

Mie Bakso Bojongloa

Toko Ayeuna
Jl. Kopo No. 4
Bandung

No comments