Warung Lela

Setiap kali ke daerah Dago Pakar, saya selalu menyempatkan diri mengunjungi setiap resto atau tempat makan di daerah sana. Karena di daerah Dago Pakar kita nggak hanya bisa makan, tapi juga disuguhkan dengan mountain dan Bandung city view dari atas bukit.  Apalagi udara sejuk di daerah Dago Pakar selalu bikin saya betah ber lama-lama nongkrong disana. Ada sebuah tempat makan yang minimalis namun homey namanya, Warung Lela. Banyak orang yang juga menyebutnya dengan Yamien Lela karena katanya yamiennya tersohor banget. Yamien Lela ini sempat ngehits juga di tahun 2003-an pas novel Cintapuccino-nya Icha Rahmanti lagi booming. Ada bagian dimana tokoh utama perempuannya, Rahmi, ketemu lagi dengan lelaki pujaannya, Nimo, di Yamien Lela ini.



  
Anyway, memasuki area Warung Lela seperti memasuki rumah orang pada umumnya. Rumahnya bergaya campuran tradisonal Jawa dan modern minimalis, dengan di beberapa sudutnya ada dinding terbuat dari batu-bata asli dan ukiran-ukiran tradisional pada kayu-kayu furniturnya. Di bagian terllihat luar ada dapur terbuka, masuk ke ruang tamu ada beberapa kursi kayu dengan pajangan pigura foto keluarga si pemilik warung Lela ini. Di teras belakang ada beberapa kursi dan meja kayu juga untuk pengunjung. Teras belakang langsung menghadap ke pemandangan perbukitan yang sayangnya saat saya kesini keadaannya sedang di babat, seperti buat pembangunan.Yamien Manis Spesial dan Baso Campur menjadi pilihan saya untuk makan siang kali ini. Tidak butuh lebih dari 20 menit. Si pelayan sudah menyajikannya di meja saya.



Yamien Manis Spesial – 17K


Kalau kata orang yamien disini enak banget, buat saya sih kemanisan. Tekstur mienya bolehlah, tipis dan nggak kenyal banget jadi nggak gampang bikin perut begah. Kuah basonya juga gurih. Hanya saja ya kemanisan aja, kebanyakan kecap sepertinya. Rasa kemanisan dan harga yang overprice rasanya membuat saya nggak berani menyamakan persepsi kalau yamien ini adalah the best di sini.

Baso Campur – 12K


Seporsi baso campur berisi 1 buah somay, 3 buah baso, dan 1 buah tahu. Porsinya kecil banget dan rasanya pun standar aja sih. Untung harganya nggak overprice juga kayak yamiennya.

Es Kelapa Jeruk


Melengkapi makan siang saya, es kelapa jeruk dengan rasa segar air kelapa dan asam jeruk ini berhasil mengobati rasa eneg saya setelah makan yamien kemanisan tadi hehehe..

Selain yamien dan baso Warung Lela juga menawarkan beragam mie ayam jamur, nasi sop buntut, nasi soto ayam, aneka minuman mulai dari kopi, es kelapa, jus, sampai dessert berupa mousse dan cake. Harga makanan untuk yamien aneka baso dan mie ayam dibanderol mulai dari Rp12.000 – 17.000, paling mahal sop buntut Rp27.500. Minuman dibanderol mulai dari Rp6.000 – 18.000 untuk es kopyor yang paling mahal.

Overall, untuk suasana dan lokasi Warung Lela bisa jadi rekomendasi yang tepat untuk menghabiskan weekend di Bandung, namun sayangnya harga  makanan yang overprice untuk sekelas makanan yang bisa didapatkan di pinggir jalan, membuat orang bisa jadi lebih memilih restoran dengan makanan enak dan view yang sama walau harga lebih mahal.

It’s my opinion, eatersuntildiee. How about you? Love to hear from you soon.

Warung Lela
Jl. Kupa No. 6
Rancakendal, Bandung
Telp. 022-2501396

3 comments

  1. sering banget denger cerita ttg warung ini..tapi gak pernah mampir..awal maret mau ke bandung..semoga bisa mampir..thanks buat review nya yaaa Cha...

    ReplyDelete
  2. haha sama2, semoga bermanfaat,,,cerita2 yaa klo udah nyobain yaminnya, siapa tau sekarang udah lebih enak dri pertama kali gw makan dsitu hehe...

    ReplyDelete