Gua Kasih Tau Lu Yah, Nih Tjap Toean!

Mencari tempat makan dengan suasana modern atau a la Eropa mungkin gampang dengan mudah ditemui, namun mencari tempat makan yang menghadirkan suasana tempo dulu yang benar-benar seperti membawa kita ke jaman dulu masih jarang. Ada beberapa restoran yang berusaha menghadirkan nuansa tempo dulu sebagai desain restorannya pernah saya masuki, namun yang satu ini membuat saya merasa justru kembali ke masa kecil saya. Adalah sebuah restoran bernama Tjap Toean di bilangan Sudirman, Jakarta Selatan yang menarik hati di sore hari sambil ngobrol-ngobrol cantik. Saat masuk kesini saya sudah disuguhkan dengan nuansa sebuah rumah gaya Betawi tempo dulu lengkap dengan tipikal jendela berkanopi kunonya. Resto ini memiliki tiga area, dua indoor di dalam area mall, satu teras depan dan bagian dalam satu gabung dengan kitchen, dan satu outdoor di teras luar mal.


Di bagian depan pintu masuk sebelah kanan, terdapat sebuah bangku taman besar dengan hiasan satu pot besar ilalang dan uniknya ada sangkar burung kuno berbentuk persegi panjang yang di cat berwarna putih dan ditutupi dengan selendang warna-warni. Di salah satu sudut lainnya, masih di area indoor namun di bagian luar, juga terdapat sangkar burung bernuansakan campuran gaya betawi kuno dan cina kuno yang kanan kirinya tergantung hiasan rumbai warna-warni.


Di area indoor bagian depan, terdapat beberapa variasi set meja makan yang seolah membawa kita ke 3 jaman berbeda. Di area sebelah kiri dari pintu terdapat set meja makan bernuansa Cina era 60-an dengan meja kayu usang dan bangku kotak beralaskan bantal empuk yang sarungnya bergambar cici-cici Cina a la lukisan Andy Warhol. Di sisi sebelahnya terdapat set meja makan a la rumah Betawi tempo dulu lengkap dengan lampu petromak gantungnya dan juga lemari berisikan mesin jahit super usang yang sangat unik!Tjap Toean selain menghadirkan nuansa traditional, kita juga dibawa bernostalgia ke jaman makan a la kedai tempo dulu terbukti dengan seperangkat peralatan makan seperti sendok, garpu, dan sumpit yang semuanya diletakkan di dalam kotak kayu di atas masinng-masing meja makan dan lucunya mereka memiliki ‘horn’ atau terompet pijat yang biasa dipakai tukang roti jaman dulu untuk berkeliling menjajakan dagangannya. Jadi, kalau kita ingin memanggil pelayan, silahkan pencet ‘horn’nya sampai berbunyi ‘teeet’ nyaring, maka datanglah si pelayan hihihi lucu banget ya!

Sementara itu, masuk ke bagian dalam area indoor, saya bisa melihat semi open kitchen bernuansa kedai tradisional lengkap dengan pajangan panci-panci dan bakul jaman dahulu. Etalase kitchennya juga semuanya dibuat dari kayu yang mengesankan saya seolah berada di kedai 60 tahun lalu. Berjalan kea rah teras luar, disinilah saya merasa dibawa ke masa kecil saya. Ribuan pesawat mainan kayu warna-warni digantung di langit-langit resto yang terbuat dari susunan bamboo gelondong. Semuanya terlihat cantik dan unik apalagi di sore hari menjelang mala mini ada lampu hias warna-warni yang membuat pesawatnya seolah berkelap-kelip. Wah, ingin rasanya saya awa pulang satu pesawat mainan itu hihi…Di salah satu sudut lainnya di teras malah terdapat kaleng kerupuk usang warna-warni yang masih asli dengan karat di pinggirannya. Jaid inget jaman kecil dulu saya suka nyemil kerupuk putih yang dijual di dalam kaleng ini. A super great idea to bring people into childhood memory!


Setelah iseng pencet-pencet ‘horn’ maka datanglah si pelayan membawakan menu, saya terheran-heran pas datang kok si pelayanannya malah membawa selembar Koran, eh taunya menu list-nya memang berbentuk Koran. Wuah benar-benar nostalgia yang bagus! Memang agak ribet membuka koran selebar itu dan membaca deretan menunya, tapi semuanya membuat saya lagi-lagi takjub ketika membaca deretan makanan bernama unik. Masakan yang dihadirkan disini berupa old-fashioned Indonesia peranakan, jadi jangan heran jika menemukan menu-menu Cina atau Malaysia disini. Coba tengok deretan makanannya, Tjap Toean punya appetizer mulai dari salad, sup, aneka kari dan nasi campur. Nasi Baba yang berwarna biru, katanya menjadi jagoan disini. Masuk ke menu utama, deretan nama seperti Dortjie (gurame fried in salted eggs) atau Lu Orang (chicken with dark soy sauce) membuat saya ingin tertawa membacanya. Begitu juga dengan snack dan dessertnya. Di deretan dessert nama-nama seperti Nona Tjantik (sticky rice with durian), Martabak Cungkring, Q Pe, Ya Ketan Ijau, menjadi nama-nama yang membuat siapa saja penasaran. Roti bakarnya juga namanya unik-unik seperti Ci-Ca (buttered toast sprinkled with sugar), Pindakaas (toast with peanut butter), atau Manis Mandja (toast with rich caramel spread) juga membuat siapapun geli membacanya. Begitupun minumannya coba saja tengok nama Tju Tju Gue (soy milk with cincau), Gang Kantjil (Siamese orange with basil seeds) atau Si Picis (chocolate milk shake), semuanya membuat rasa penasaran makin tinggi, deh!


Saya pun dibuat penasaran dengan nama-nama unik tersebut, berhubung perut belum terlalu lapar dan ingin nyemil sore, akhirnya saya memutuskan memilih aneka dessert dan toastnya saja. 

Pilihan saya jatuh pada si toast Gua Kasih Tau Lu Yah (24.5K), roti bakar ini diisi dengan olesan selai hazelnut dan di bagian luarnya dioles dengan truffle oil. Dari namanya yang sangat membuat saya ngakak, saya berharap rotinya benar-benar unik awalnya, pas datang sih unik soalnya rotinya mengguunakan roti tawar persegi panjang dan disajikan dengan talenan kayu. Sayangnya, ternyata memang hanya seperti roti bakar biasa. Selai hazelnutnya pun menurut lidah saya terasa seperti selai kacang biasa, truffle oil di bagian luarnya juga hanya menghadirkan wangi hazelnut bercampur caramel yang wangi. Tapi sisanya buat saya ini nggak lebih enak dari roti bakar pinggir jalan ditambah dengan harganya yang nggak sepadan.


Pilihan lain jatuh ke Swie Kiaw Steam (21.5K), dim sum kesukaan saya ini datang dengan wadah bambu dan berisi 3 swie Kiaw. Kulitnya lembut dan isi sayur serta ayamnya juga lumayan banyak. Cukup menyenangkan sih dim sum yang satu ini.


Untuk dessertnya, saya memesan Qi Pe (19.5K) yang sebenarnya sebuah es campur dengan campuran tape, kelapa muda, alpukat, sirop cocopandan, dan susu kental manis. Es campur ini disajikan dalam mangkuk kecil dan terlihat cantik dengan es serut yang dilapisi sirup cocopandan warna hijau dan merah. Rasanya segar sekali, manisnya pas, dan campuran buah-buahannya juga lumayan, walau menurut saya kurang lengkap untuk ukuran es campur normal sih.


Harga makanan yang ditawarkan Tjap Toean menurut saya masih masuk akal, meskipun ada beberapa menu snack yang menurut saya overpriced. Untuk appetizer seperti sup, salad, curry, dan nasi campur bisa dinikmati mulai dari Rp24.500 – 34.500. Untuk menu utamanya mulai dari Rp17.500 – 33.500. Roti Canai, Snack aneka dim sum dan toast bisa dinikmati mulai dari harga Rp10.500 – 26.500. Sementara, dessert aneka es-nya bisa dinikmati dari harga Rp17.500 – 26.500 dan aneka minuman mulai dari Rp9.500 – 30.500. Oiya, satu lagi yang lucu, pas saya membayar makanan, kembaliannya diberikan menggunakan dompet kain a la ibu-ibu jaman dulu lhoo hihihi…

Pelayanan disini pun cukup ramah namun agak lama menurut saya. Entah mungkin karena restoran sedang ramai atau apapun. But, I really appreciate resto yang walaupun ramai mereka tetap mengedepankan pelayanan prima dan cepat, sih. Overall, saya menikmati sore saya disini dengan senang hati, selain bisa duduk-duduk manis sambil dibawa kesuasana tempo dulu, perut saya juga cukup kenyang diisi dengan cemilan a la tempo dulu milik Tjap Toean. Wanny bring your memory back, coba deh mampir kesini!

Tjap Toean

FX Lifestyle X'nter 1st Floor
Jl. Jend. Sudirman, Pintu 1 Senayan
Jakarta Selatan

Citywalk Sudirman
Jl. K.H. Mas Mansyur No. 121
Karet, Jakarta Selatan

@tjaptoean

No comments