Meet the City Hotspot: Downtown Bistro

Downtown selalu menjadi pusat bertemunya orang-orang. Pusat kota dimana para pekerja bertemu dan berkumpul menghabiskan waktu mereka. Pusat kota dimana orang-orang yang kesepian hanya menghabiskan waktu mereka disebuah restoran atau kafe sambil berseluncur di dunia maya. Pusat kota dimana sebuah bistro  a la American 1950-an berdiri dengan klasiknya di sebuah gedung yang juga menjulang di tengah kota, Landmark Building. Sebutlah Downtown Bistro, sebuah bistro yang telah berdiri setahun lalu ini menempati area belakang Landmark Building, Sudirman dan menspesialisasikan dirinya sebagai a place for working people. Selayaknya New York, Sudirman pu merupakan pusat kota dimana setiap orang pasti butuh tempat singgah setelah lelah bekerja.


Bistro yang juga lebih mengarah ke coffee shop bagi para pekerja kantoran ini menghadirkan interior a la Amerika di kala tahun 1950. Klasik, minimalis dan sedikit misterius dengan penerangan yang sangat redup dan memancarkan cahaya cokelat dari pantulan sebagian furniturnya yang juga didominasi cokelat tua. Deretan meja makan dengan perlengkapan makan stainless menyambut saya di bagian tengah ruangan yang bisa dibilang ini area outdoor. Beberapa set sofa juga disediakan untuk duduk santai sambil ditemani semilirnya angina. Di area indoor terdapat lemari  buku panjang berisikan buku-buku jaman dahulu, sepintas ruangan ini didesain persis seperti perpustakaan dengan meja dan kursi tinggi juga yang sering terdapat di perpustakaan universitas. Di salah satu sudut lainnya ada little bar dengan gantungan gelas-gelas kaca yang cantik. Sayangnya, dapurnya tertutup jadi pengunjung nggak bisa melihat sibuknya dapur restoran ini.

Downtown Bistro menawarkan beragam menu American untuk menemani waktu santai atau makan malam romantis dengan pasangan kita. Silahkan tengok Downtown Nachos atau atau Asian Beef Salad untuk membuka acara makan kamu. Downtown juga punya bergaman menu appetizer lain yang mayoritas salad dan soup. Pilihan main coursenya juga menarik, The George Steak, The Rocketeer bisa jadi pilihan untuk penyuka grilled beef atau Pan Seared Black Cod atau Fish and Chips bisa jadi pilihan untuk penikmat ikan. Ada aneka pasta juga seperti Jumbo Pesto atau Spicy Tuna yang bisa dipilih serta aneka dessert yang mouth-watering seperti The George Pie sebagai signature dessert mereka. Downtown juga menyediakan pilihan cocktails, decandent chocolate, milkshake, juice atau soda yang menjadi pelengkap makanan disini. Malam itu saya datang bersama teman-teman foodies untuk mencicipi beberapa menu andalan Downtown Bistro secara eksklusif dan dipandu oleh chef-nya langsung. Let’s see what I got from the dinner:

Sebelum makan, Nutella Milkshake (38K) dihidangkan di meja saya. Nutella yang di shake dgn hazelnut ini sungguh surga sebelum saya memulai makan malam. Teksturnya lembut dan aroma nutella serta rasa kacang yang pekat sangat terasa di minuman ini.


Menu pembuka kali ini adalah Asian Beef Salad (42K). Ini berupa mesclun salad dengan arugula, tomato, ditambah irisan tenderloin yang dimarinated dengan oyster, honey, dan sedikit sesame oil. Untuk garnishnya, Downtown menambahkan wonston skin dan kacang mede. Sedangkan dressingnya berupa campuran season dressing soy sauce, season oil, dan honey. Keseluruhan salad ini enak apalagi dressingnya memberikan efek segar begitu pula potongan dagingnya yang empuk.


Dilanjutkan dengan Capuccino Mushroom Soup (30K) yang membuat saya tercengang dengan namanya. Jangan terkecoh dengan namanya, meskipun ada capuccino-nya, ini pure soup bukan kopi. Dinamakan capuccino karena disajikan dalam cangkir dan warna sup-nya memang mirip dengan minuman capuccino. Sup ini memadukan jamur shitake dan champignon yang di blend sempurna sehingga teksturnya selembut cappuccino ditambah dengan milk foam yang membuatnya makin semirip kopi dengan cream di atasnya. Rasanya agak creamy, gurih dan sedikit manis. Simply love it!


Downtown Nachos (49K). I love how Downtown made their tortilla chips by themselves. Teksturnya lebih crunchy namnun lembut. Mereka juga membuat garnish handmade untuk nachos ini dari potongan jalapeno dan daun cilantro.


Masuk ke side menu, saya mencicipi Fish Sandwich (55K). Sandwich dengan roti tebal namun empuk ini diisi dengan ikan Dory yang digoreng tepung yang lembut, foccacia herbs, ice smoked lettuce tanpa dressing. Untuk pelengkapnya ada french fries dan mix salad. Oiya untuk yang  bosan dengan french fries, Downtown menyediakan 4 varian olahan kentang seperti  mashed potato, potato cakes, potato wedges, dan potato chip.


Here’s the main course, The Rockeeter (145K) ini merupakan salah satu signature dish disini.  Menu ini terdiri dari Australian Tender Beef marinated with homemade downtown seasoning ditutup dengan arugula, caramelized shallots dan balsamic reduction sauce yang di reduce dengan sugar kemudian disajikan bersama potato chips. Sayangnya, even daging ini digrilled dengan ukuran medium, saya bisa merasakan dagingnya sangat keras/alot. Bahkan saya sampai mengeluarkan sekuat tenaga saya untuk memotong daging yang sudha tipis itu. Hmm…mungkin perlu dikoreksi teknik memasaknya nih Downtown.


Pan Seared Black Cod (62K). Gindara fish ini di marinated dengan soy sauce, coriander dan honey. Sementara saus di atasnya terbuat dari miso glazed, dengan garnish cashew nut, leek, dan red chili. Untuk side dishnya mereka meletakkan Asian pickles (asinan) yang terdiri dari parutan carrot, pineaplle, mangga muda dan lettuce. Sayangnya, sama seperti The Rocketeer, ikan ini sepertinya perlu perhatian khusus saat memasaknya. Saya bisa mencium bau amis yang cukup kuat saat memotong dagingnya. Meskipun tekstur ikannya sangat lembut dan segar namun bau amisnya membuat ikan ini tidak terlalu menggugah selera saya.


Selanjutnya, untuk penutup dinner, saya disuguhkan dua dessert andalan Diwntown Bistro. Satu yang sangat saya sukai adalah The George Pie (45K). Pie ini merupakan apple pie yang memiliky flaky crust, garing dan lembut. Ditambah dengan cinnamon powder dan kismis serta disajikan dengan vanilla ice cream, dessert ini sungguh menyenangkan perut saya. Aroma apel dan cinnamonnya menyatu dengan sempurna dan tekstur apple yang sudah menyerupa selai di bagian dalam pie-nya juga cukup lembut dan manisnya pas. Please gimme more!


Chocolate Mousse Trio (45K) juga menjadi juara dessert mala mini. Cake tiga lapis ini terdiri dari lapisan cokelat, mocca, dan vanilla kemudian diberi garnish white chocolate dan stroberi. Teksturnya seperti ice cream namun padat. Saat saya memakannya, awalnya sedikit padat namun kemudian semuanya meleleh dimulut dengan rasa cokelat, mocca dan vanilla berpadu sempurna, ada rasa pahit dan manis yang menggoyang lidah saya.


Dengan begitu banyak pilihan makanan khas America dan lokasi yang strategis, tak salah jika Downtown juga memasang harga yang cukup tinggi namun worth to spend. Menu appetizer dapat dinikmati mulai dari Rp41.000 – 47.000 sementara main coursedapat dinikmati mulai dari Rp63.000 – 160.000. Aneka pasta mulai dari Rp57.000 – 67.000 dan dessert dapat dinikmati mulai dari Rp45.000 – 55.000.

Pelayanan disini buat saya sih cukup ramah dan kekeluargaan. Chef-nya dengan sabar menceritakan teknik memasak setiap menu yang disajikan kepada kami malam itu. Dengan segala komentar dari kami tentang masakannya pun, si chef dan marketingnya tetap opened dan menerima segala masukkan. Makanan pun datangnya dalam porsi wkatu yang pas 15 – 20 menit. Saya menikmati acara makan mala mini namun terus meninggalkan pertanyaan mengapa daging yang dimasak medium bisa sebegitu kerasnya ya? Well, Downtown has the answer. I wish when I comeback here I will get the Rocketeer flies me like a rocket to the heaven of delicious food hahaha! 


Downtown Bistro

The Landmark Center Ground Floor
Jl. Jendral Sudirman No. 1 - Jakarta, Indonesia, 12190
Phone: 0821.1000.3000 / 021.5296.0064 

@dontownjkt

No comments