Sebagai orang Indonesia, saya sangat bangga karena makin kesini, makin banyak restoran yang dengan bangganya mengangkat masakan Indonesia to the next level. That's maybe sounds cliche, because the fact that when Indonesian food coming to a restaurant apalagi lokasinya di Bali yang most of the visitors are foreigners a.k.a "bule" pasti harganya nggak masuk akal. Well, mungkin itu hanya sebagian pikiran orang-orang yang memang malas makan di restoran yang isinya bule atau malas mengeluarkan uang untuk makan rendang yang bisa di dapat seharga 10 ribu di warung padang dibandingkan 100 ribu di restoran mewah hahaha...
But for me, especially in Bali, appreciate people who struggle to introduce our beloved Indonesian food to the Bule's is not as simple as turning out the coins, right. Kita bisa aja bawa bule-bule itu makan murah di warung padang atau di abang-abang pinggir jalan untuk menikmati sepiring ketoprak, tapi how many if them would willing, sih? Kalau pinggir jalan di kota kita berdebu, warung padang panasnya minta ampun dan baunya nggak enak. Make sense kan. So, taking them to a better place to enjoy our food it would be nice and memorable in my opinion. That's why sometimes saya juga penasaran pingin nyobain kayak apa sih jadi bule yang makan di restoran Indonesia. So, I chose Ulekan, a new concept by The Good Food Brotherhood, curators of renowned Bali's favorites such as Milk & Madu and Watercress Cafe (pssst I love Milk & Madu's veggie burger so much!).
[Ulekan, a stone bowl used since ancient times to prepare
ingredients or substances by crushing and grinding them into a paste or powder]
Ulekan, nama yang terdengar tidak asing di telinga orang Indonesia ini mencoba membawa makna dari sebuah ulekan itu sendiri, wadah dimana semua bahan-bahan berbaur menjadi satu. No wonder, mereka menghadirkan masakan Indonesia tidak hanya untuk para foreigners namun juga mengajak orang Indonesia itu sendiri untuk menyajikan sesuatu yang "very Indonesia". Ulekan bekerja sama dengan petani lokal untuk menanam bahan-bahan organik dan bahkan mereka punya sawah sendiri untuk menghasilkan nasi khas Berawa yang legit dan pulen. That's super amazing to hear!
Lokasinya tidak jauh dari the famous Milk & Madu di Canggu. Tempatnya kecil mungkin bisa menampung sekitar 30-40 orang. Restaurannya bergaya a la rumah traditional Jawa dan Bali bercampur dengan modern furniture. Saya agak sedikit salah memutuskan makan di sini di malam hari, karena ternyata tempat remang-remang hahaha...sulit sekali mengambil foto yang bagus (I actually hate to use camera flas, jadi jelek banget rasanya foto makanannya haha). Jadi maafkan kalau foto-foto di postingan ini cuma sedikit dan pas-pasan. Well, lagian inget kata salah satu food blogger favorites saya sih @captainruby, "night is better for dinner not taking photo!". Can't agree more. So, I enjoy my dinner with my hubby dengan beberapa pilihan masakan Nusantara berikut ini:
Soto Ayam Madura - 65K
Quite amazed memang dengan harganya hahaha…tapi untungnya
sebanding dengan porsinya yang bisa untuk share 2 orang. Overall, soto ayam ini
isinya sama dengan soto ayam kuah bening pada umumnya, ada bihun, suiran ayam,
tauge, irisan tomat dan potongan telur . Bedanya hanya di rasa kuahnya yang
sedikit lebih tajam oleh pala dan lada. Jangan lupa tambahkan kacang sangrai yang disajikan sebagai compliment. Teksturnya yang crunchy dan rasa manis-pedasnya cukup menambah nikmat semangkuk soto ayam ini apalagi di
makan saat hangat.
Tahu Tek - 55K
Nggak afdol rasanya kalau makan di Ulekan tidak mencoba sesuatu dari ulekan-nya. Tahu Tek ini merupakan favorit saya disini. Disajikan sangat berbeda dari Tahu Tek khas Surabaya pada umumnya, lebih terlihat "berkelas" menurut saya. Dalam sepiring Tahu Tek ini, kamu bisa melihat ada tambahan daun-daunan organik yang segar dibarengi dengan tahu telur yang lembut, tauge, dan emping dan disiram dengan bumbu kacang yang ringan namun berasa banget kacangnya! Ah memang ulekan-nya Ulekan juara banget nih!
Perkedel Jagung - 35K (isi 4)
Kalau ingat perkedel jagung yang enak, saya selalu ingat dengan perkedel jagung di restoran Manado yang sangat garing dan lembut. Nah, Ulekan menyajikannya seperti itu. Saking enaknya buat di cemil, foto individual pun sampai tak sempat hahaha...habis duluan sama anak dan suami abis foto flatlay gabungan di bawah ini hihihi...
Overall, I did have a great experience here. Masakannya nggak ada yang failed! Nggak heran bule-bule yang penasaran dengan masakan Indonesia banyak datang kesini. One thing I concerned about was only their service sih. Kebetulan malam itu hanya saya satu-satunya orang Indonesia yang makan disitu, sisanya turis asing, dan terlihat kalau dari cara mereka melayani saya seperti meng-underestimate orang Indonesia dengan the bule's. Sedikit banyak bertanya tentang makanan dan porsinya saja si waiter terlihat tidak sabaran untuk menjawab. Seolah-olah saya segitu tidak terima-nya dengan harganya hahaha (I could see from the way the waiter stare at my eyes directly *beuh)... Padahal saya hanya bertanya lho, who cares with the price, I came here purely to eat!. Sedih ya kalau restoran Indonesia harus mengistimewakan orang asing dibanding orang Indonesia itu sendiri, padahal kita juga bangga lho dengan kuliner kita. Mudah-mudahan ini hanya perasaan saya saja. I love Ulekan's creation so much and wish to back here to try another's menu.
Ulekan
Jalan Tegal Sari 34
Canggu, Bali
Telp. +813 39211466
IG: @ulekanbali
www.ulekanbali.com
Opening hours:
Lunch from 11 AM
Dinner from 5 PM
Price Range:
Food starts from IDR50,000 to 140,000
Drinks starts from IDR25,000 to 40,000
Approximately IDR300,000 for 2 persons
No comments