Tidak terasa bulan Ramadhan sudah di penghujung hari ya teman-teman. Rasanya kalau diingat-ingat kebelakang, 30 hari terakhir sudah nggak ingat apa saja makanan yang kita konsumsi selama berbuka puasa. Saya pribadi selama puasa bawannya mungkin sama seperti kebanyakan orang pada umumnya, ingin makan enak, banyak dan kenyang, maklum kan habis mengosongkan lambung hampir 12 jam ya hihihi...Banyak orang berpikir, puasa hanya kewajiban kita sebagai seorang Muslim di bulan Ramadhan. Atau kalau ingat pelajaran agama Islam waktu SD dulu, berpuasa itu adalah momen kita belajar menjadi orang miskin, belajar menahan lapar dan dahaga samapi waktunya berbuka. Well, terlepas dari makna berpuasa itu sendiri, pernahkah kita menyadari dari sisi kesehatan kalau berpuasa itu ternyata ada bagus-nya juga lho untuk tubuh kita. Nggak heran kan banyak yang menjaga berat badan misalnya dengan puasa Senin-Kamis bahkan sebelum medical check-up pun kita diwajibkan berpuasa ya.
Berpuasa itu merupakan ajang mengajak lambung kita healing. Cieeeh lambung aja bisa healing. Eh beneran lho bukan kita aja nih emak-emak yang butuh healing, lambung juga butuh istirahat dan liburan lho. Kebayang kan kalo kita 24/7 makan mulai dari pagi, siang, malam plus nyemil, si lambung kerja rodi-nya kayak apa tuh setiap hari. Mempekerjakan lambung kayak jaman "tanam paksa" penjajahan Jepang juga nggak bagus buat tubuh terutama sistem pencernaan. Nggak heran banyaklah bermunculan penyakit yang berhubungan dengan lambung a.k.a Dispepsia mulai dari nyeri lambung, perasaan tidak enak di perut atas, begah/kembung, mual, mudah kenyang setiap kali makan sampai bersendawa, dada terasa panas, hingga yang paling parah dan lagi ngetren di kalangan anak muda jaman now nih, penyakit GERD alias meningkatnya asam lambung dalam kadar berlebihan hingga menyebabkan kematian. Duh serem amat ya ternyata penyakit-penyakit yang berhubungan dengan lambung. Saya sih sudah tidak heran, apalagi saya notabene-nya seorang food blogger yang kerjanya makan dan mereviu makanan. Kena nyeri lambung, begah sampai radang lambung pernah saya rasakan. Puncaknya saya sampai di operasi usus buntu-nya karena si radang lambung membuat usus buntu saya ikut meradang.
That's why sampai saat ini pun, meskipun sudah banyak studi tentang lambung atau pengobatan lambung, saya masih berusaha menjaga asupan makanan saya dan bagaimana saya mengonsumsinya terutama disaat berpuasa seperti saat ini. Minggu lalu saya berkesempatan mengikuti IG Live bersama New Enzyplex dan Komunitas Indonesian Food Blogger bertema "How To Manage Dyspepsia During Ramadhan with Enzym Suplementation". Dalam IG Live yang dipandu oleh dr. Michael Reo (Medical Senior Manager PT Darya Varia Tbk) bersama 2 speakers, Fiona Tjo (Indonesian Food Blogger) dan Dr. Jeff Aloys Gunawan, Sp.PD, Cht, FINASIM (spesialis penyakit dalam) saya mendapatkan banyak sekali kejutan dan pengetahuan baru tentang lambung dan gejala dispepsia yang sering muncul selama berpuasa.
Mengapa selama berpuasa sering timbul gejala Dispepsia?
Kalau dilihat dari gambar di atas, penyebab utama Dispepsia adalah lambung kekurangan enzim pencernaan yang berasal dari asam lambung meningkat dan kebiasaan makan yang buruk saat berbuka puasa. Oh nooo, pantesan saja habis buka puasa, hanya sekedar minum es teh manis dan makan gorengan perut saya langsung terasa penuh dan kembung. Apa kabar yang langsung makan berat kayak kemarin suami pulang bawa Kepiting Dandito khas Kalimantan, saya habis buka puasa langsung hajar makan kepiting hahaha. Langsung udahannya begah dan mual!
Ternyata makan terburu-buru setelah lambung seharian kosong bisa menjadi penyebab Dispepsia (ya makluum ga tahan liat kepiting dandito yeee kan wkwkw). Sebenarnya ini berlaku juga saat kita tidak berpuasa. Misalnya saat kita telat makan atau lupa sarapan dan tiba-tiba dihajar makan sekaligus banyak. Bukan kenyang yang di dapat malah sakit maag hihi... That's why enzim pencernaan memiliki peran penting untuk lambung kita.
Barbar makan Kepiting Dandito khas Kalimantan saat berbuka puasa |
Lalu bagaimana mencegah dispepsia dan mendapatkan cukup enzim pencernaan sementara biar dispepsia tidak mudah muncul saat berpuasa?
Tips mengatasi dispepsia selama berpuasa |
Mengapa Harus NEW Enzyplex?
Apakah New Enzyplex Aman Untuk Konsumsi Jangka Panjang?
Menurut dokter Jeff, suplemen enzim seperti New Enzyplex ini aman dikonsumsi jangka panjang asal atas anjuran dokter ya. Biasanya pun dokter spesialis penyakit dalam akan memberikan suplemen enzim seperti ini kepada penderita Dispepsia untuk dikonsumsi selama 6-8 minggu hingga sembuh.
Siapa Saja yang boleh Mengonsumsi New Enzyplex
*Artikel ini diikutsertakan dalam Enzyplex Writing Competition bersama Indonesian Food Blogger. Informasi lebih lanjut bisa cek link IG @enzyplex.indonesia atau klik disini ya!
No comments